Kata-Kata Hikmah


"Sepotong roti kering dalam keamanan itu lebih lazat daripada madu dalam ketakutan. Tinggal di khemah tetapi terjaga dari fitnah itu lebih baik daripada tinggal di istana yang penuh fitnah."


"Kebahagiaan memiliki ilmu pengetahuan itu bersifat tetap, keagungannya kekal, namanya selalu dikenang; sedangkan kebahagiaan memiliki harta akan lenyap, keagungannya akan hilang, dan namanya senang dilupakan."


"Kebahagiaan itu adalah ketika mushaf menjadi kawan anda, rumah anda menjadi tempat ibadah anda, kerja anda menjadi kesukaan anda, dan perbendaharaan anda adalah sifat qanaah anda."


"Dalam musibah itu terdapat empat seni, iaitu mencari pahala dari Allah swt, berkawan dengan kesabaran, berzikir dengan baik, dan menunggu kelembutan dari Allah swt."


"Tanda kebodohan adalah menyia-nyiakan waktu, menangguh-nagguh taubat, memusuhi manusia, derhaka kepada kedua ibu bapa, dan menyebarkan rahsia."


"Kematian hati seseorang itu dapat diketahui ketika ia meninggalkan ibadah, senang melakukan dosa, tidak peduli dengan sebutan yang buruk, merasa aman dari kemurkaan Allah dan mencela orang-orang Soleh."


"Empat hal yang mendatangkan kebahagiaan, iaitu buku yang bermanfaat, isteri yang dicintai, anak yang berbakti dan kawan yang Soleh. Dan Allah lah yang menggantikan seluruhnya."


"Keimanan, kesihatan, kekayaan, kebebasan, kemudahan, dan ilmu pengetahuan adalah intisari dari apa yang ingin diraih oleh orang yang berakal. Dan sedikit sekali hal itu dapat terkumpul secara serentak."


"Hal yang terpenting bagi seseorang di dunia ini adalah memiliki iman yang benar, akhlak yang terpuji, akal yang lurus, tubuh yang sihat, dan rezeki yang berkat. Selain semua itu, adalah beramal dan mengisi waktu dengan kesibukan yang bermanfaat."


"Hati yang selalu bahagia akan membunuh virus penderitaan, demikian juga jiwa yang pasrah kepada takdir Allah swt akan menghancurkan bakteria kebencian."


"Rasa aman adalah tempat berpijak yang paling kukuh dan kesihatan adalah perisai yang paling utama. Ilmu pengetahuan adalah makanan yang paling lazat, cinta adalah ubat yang paling mujarab, sedangkan pakaian yang menutup aurat adalah pembalut tubuh yang paling indah."


"Rasulullah saw bersabda: Hiduplah di dunia seakan-akan engkau adalah seorang pengembara atau orang yang sedang menumpang lalu. (Riwayat Bukhari, Tirmizi, Ibnu Majah, dan Ahmad)"


"Rasulullah saw bersabda: Anggaplah sembahyangmu hari ini sebagai sembahyang yang terakhir. (Riwayat Ibnu Majah dan Ahmad)"


"Jangan sekali-kali menaruh harapan pada sesuatu yang ada dalam kekuasaan manusia, kerana kelak kamu akan merasa lebih kecewa."


"Kenapa engkau memohon pertolongan daripada penguasa; mengemis harta dan kekayaan kepada yang tidak punya apa-apa; mengeluh kepada yang tidak dapat mengabulkan permintaan; serta mengadu kepada yang boleh sakit dan terluka, sedangkan hidup mereka juga berada dalam genggaman Allah Penguasa Alam Semesta."


"Kirimkan surat pengharapanmu di tengah keheningan malam. Jadikan air matamu sebagai dakwatnya; kedua pipi sebagai kertasnya; kepasrahan sebagai setemnya; dan Arasy Ilahi sebagai alamat (tujuannya). Setelah itu, tunggulah jawapannya."


"Jika suatu saat fikiranmu diliputi kekalutan, atau hatimu dibayangi kesedihan, atau keluarga dan hartamu meninggalkanmu, maka jangan sekali-kali merasa putus asa kerana boleh jadi Allah swt telah mempersiapkan di sebalik itu kebaikan yang banyak bagimu."


"Kenikmatan dunia adalah fatamorgana. Penderitaan atau musibah adalah penghapus dosa. Kemarahan adalah api yang menghanguskan. Waktu kosong adalah kerugian dan ibadah adalah perniagaan."


"Jadikan sahabat sejatimu adalah pena; saluran penumpahan idea-ideamu adalah dakwat; kawan bermainmu adalah buku; istanamu adalah rumahmu; dan simpanan kekayaanmu adalah tenaga atau masa sihatmu. Jangan hiraukan hal-hal yang telah berlalu."


"Kesalahan atau kekurangan terbesar kita ialah tidak pernah berjuang maksimal untuk mengisi hari-hari yang sedang kita jalani. Kita malah asyik bernostalgia dengan kemajuan masa lalu dan sering membincangkan rancangan masa hadapan. Kenapa bersikap begitu, wahai kaum Muslimin?"